Pasang Banner

Pasang Banner
Pasang Banner

Kamis, 11 Desember 2014

Kentongan Sebagai Alat Komunikasi Tradisional

Masih ingatkah kentongan? Ketika saya masih kecil kentongan digunakan sebagai alat komunikasi secara tradisional, biasanya di pasang di depan rumah atau di gardu tempat jaga malam. Ketika hari sudah malam di tempat saya tinggal diadakan jaga malam bergilir yang di sebut 'Ronda'. Jaga malam ini di adakan setiap malam dengan berjaga di pos ronda kalau di tempat saya di sebut 'cakruk'. Jaga malam ini dilakukan secara bergilir dengan jadwal tertentu tiap-tiap kepala keluarga mendapat jatah jaga malam dengan berkelompok.

Kegiatan yang di lakukan pada saat jaga malam biasanya dengan di selingi bermain catur atau bermain kartu, biasanya sekitar jam 10 tiap regu yang kedapatan jadwal sudah sudah mulai datang di pos. Selang beberapa jam kemudian, biasa jam 11 atau 12 malam berkeliling kampung untuk memantau keamanan kampung. Ada yang unik dalam kegiatan ini adalah adanya "Jimpitan" yakni mengambil sejimpit beras yang di taruh di depan tiap-tiap rumah di seluruh kampung.

Mengenai Jimpitan biasanya  beras ini di taruh pada wadah kecil seukuran tempat balsem gosok remason atau tempat lain seukurannya. Orang yang keliling ini bertugas mengambil jimpitan ini dan di masukkan ke plastik kresek, jika beras terkumpul banyak maka akan di jual saat rapat RT untuk menambah kas RT.

Kembali ke masalah kentongan, jadi ketika orang yang bertugas keliling kampung tadi mendapati sesuatu yang mencurigakan maka siap siaga akan memukul kentongan sebagai tanda terjadinya sesuatu.

Berikut ini sandi-sandi yang di pakai pada kentongan berupa jumlah pukulan yang di gunakan:
  • satu-satu: tanda ada kematian 
  • dua-dua: tanda kemalingan atau ada pencuri
  • tiga-tiga: tanda ada kebakaran
  • empat-empat:bencana alam seprti kebanjiran
  • Doro Muluk : Pertanda aman
  • Titir atau gobyok; di ketuk tanpa jeda, tanda bahaya 
Mimin waktu di desa sering mendapat tugas untuk keliling kampung dan mengambil jimpitan. Saat kebagian jatah ronda biasanya selesai  sampai jam 4 dini hari. Itu tadi sekelumit tentang alat komunikasi tradisional bernama Kentongan yang mungkin saat ini jarang di jumpai di kota-kota besar.


Google Ping
Artikel Terkait

Comments
0 Comments

0 komentar :

Posting Komentar